Sistem Penilaian SBMPTN dan Strategi Mengatasinya

SBMPTN


Belajar Daring - Sistem Penilaian SBMPTN dan Strategi Mengatasinya adalah artikel kali ini yang akan Admin sampaikan sebagai sebuah informasi untuk Anda.

Proses seleksi ujian SBMPTN sering kali menjadi pertanyaan dan misteri bagi sebagian besar peserta ujian. 

Tidak banyak yang menganggap lolos atau tidaknya seseorang ditentukan oleh faktor nasib. 

Hal ini disebabkan peserta ujian tidak mengetahui sistem dan proses penilaian yang dilakukan lembar jawaban peserta ujian. 

Peserta ujian hanya mengetahui bagaimana cara mereka mendaftar, membayar, mengikuti ujian, dan menerima hasil ujian yang menyatakan lulus atau tidaknya mereka masuk ke Perguruan Tinggi yang diinginkan. 

Hal ini diperparah oleh keterbatasan informasi mengenai SBMPTN, sehingga banyak peserta yang tidak lolos sering menjadikan proses penilaian sebagai kambing hitam. 

Apalagi ketika melihat temannya yang menurut peserta memiliki kemampuan yang lebih rendah malah diterima/ lolos.

Pelu diperhatikan oleh peserta ujian bahwa lembar jawaban yang dicurigai memiliki pola jawaban yang sama langsung dinilai tidak lolos. 

Hal ini dikarenakan pola jawaban yang sama dicurigai ada kerja sama di antara peserta ujian. 

Selain pola jawaban SBMPTN yang sama, kesalahan dalam penulisan data diri pada lembar jawaban juga perlu diperhatikan, sehingga peserta harus benar-benar teliti dalam mengisi lembar jawaban. 

Sering juga peserta bingung dan bertanya-tanya kenapa tidak lolos dan diterima di perguruan tinggi negeri melalui ujian SBMPTN, padahal termasuk siswa yang selalu masuk ranking di kelasnya. 

Sedangkan teman sekolahnya yang termasuk biasa-biasa saja dapat lolos dan diterima di perguruan tinggi negeri yang diinginkan. 

Persiapan diri, baik belajar maupun mental memang penting dalam menentukan peserta lolos atau tidak. 

Namun, alangkah lebih baiknya sebelum mengikuti ujian SBMPTN, peserta harusnya tahu betul bagaimana sistem dan kriteria penilaian dari ujian SBMPTN ini. 

Dengan begitu, peserta jadi tahu apa yang harus dilakukan dan dipersiapkan sebelum mengikuti ujian SBMPTN.

Sistem Penilaian SBMPTN

Perlu diketahui bahwa penilaian pada SBMPTN sebelum tahun 2009 menggunakan sistem nilai mentah

Sistem nilai mentah merupakan sistem penilaian yang mengakumulasikan nilai dari mata pelajaran yang diujikan secara total. 

Namun setelah tahun 2009, system penilaian SBMPTN diubah menjadi sistem persentil

Sistem persentil adalah sistem penilaian ujian per mata pelajaran yang diujikan secara terpisah, sehingga dengan sistem baru ini peserta ujian SBMPTN harus mengerjakan semua mata pelajaran yang diujikan karena semua hasil tes akan diperiksa dan dinilai secara terpisah. 

Penggunaan sistem penilaian persentil mempunyai dampak yang berbeda dalam menentukan siapa yang akan lolos ujian SBMPTN, sehingga dapat masuk ke perguruan tinggi yang diinginkan.

Perbedaan sistem penilaian nilai mentah dan sistem persentil adalah pada saat menggunakan sistem nilai mentah banyak peserta yang lolos atau diterima oleh satu program/ jurusan di PTN dengan hanya mengandalkan satu mata pelajaran yang dianggap paling dikuasai. 

Sedangkan mata pelajaran lain tidak dijawab satu pun dalam lembar jawaban (kosong) untuk menghindari nilai minus. 

Oleh sebab itu, banyak peserta ujian dari jurusan IPA lolos di jurusan Akuntansi atau Program Studi Ekonomi lainnya, karena mereka mengandalkan kemampuan di pelajaran Matematika, sementara pelajaran Ekonominya mungkin tidak diisi untuk menghindari nilai minus tersebut.

Sistem penilaian persentil dimaksudkan agar peserta ujian mengerjakan semua mata pelajaran yang diujikan untuk dapat lolos SBMPTN. 

Dengan pengosongan jawaban satu dua mata pelajaran, maka akan dinyatakan sebagai Nilai Mati dan dapat dipastikan peserta ujian tidak akan lolos seleksi. 

Dapat dipahami tujuan dari sistem persentil ini, yaitu untyk menjaring para peserta SBMPTN yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan peserta lainnya, artinya tidak hanya mengandalkan satu atau dua mata pelajaran yang diujikan. 

Setelah dilakukan secara terpisah, peserta nantinya akan diberi ranking di setiap mata pelajaran dan peserta yang ranking rata-ratanya bagus di semua mata pelajaran yang diujikan akan berpeluang besar untuk lolos ujian SBMPTN. 

Jadi, intinya diusahakan jangan mengosongkan jawaban satu mata pelajaran pun, jawablah minimal satu pertanyaan tapi benar.

Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP)

Peserta ujian juga perlu memahami setiap bidang studi (mata pelajaran) tes bidang studi prediktif (TBSP) karena TBSP dinilai berdasarkan aturan sebagai berikut:

  • Apabila jawaban BENAR bernilai 4 (empat).
  • Apabila jawaban SALAH bernilai -1 (minus satu).
  • Apabila Tidak Dijawab bernilai 0 (nol).

Dengan aturan seperti di atas, maka jangan menjawab asal-asalan atau menjawab tapi tidak yakin jawaban benar. 

Untuk itu cari dan jawab pertanyaan lain yang dapat dijwab dengan benar. 

Dengan kata lain, lebih baik satu jawaban benar daripada banyak menjawab tapi salah. 

Berikut di bawah ini akan Admin berikan ilustrasi jawaban dari 2 (dua) orang peserta ujian:


Soal Peserta A Peserta B
Jawaban Skor Jawaban Skor
1 Benar 4 Benar 4
2 Benar 4 Kosong 0
3 Salah -1 Kosong 0
4 Salah -1 Kosong 0
5 Salah -1 Kosong 0
6 Salah -1 Kosong 0
7 Salah -1 Kosong 0
Jumlah 3 4


Dari tabel di atas, dapat dilihat bagaimana seharusnya peserta menjawab soal ujian, jadi kita jangan terlalu bernafsu menjawab tapi tidak yakin kalau jawaban kita benar. 

Jangan berspekulasi, jawab pertanyaan-pertanyaan yang kita anggap mampu dan yakin benar terlebih dahulu, lebih baik lewatkan dahulu pertanyaan yang sulit dan kita tidak yakin benar atau tidak. 

Hilangkan dahulu rasa penasaran ingin menjawab pertanyaan yang sulit, akibatnya hanya akan menghabiskan waktu untuk mengutak-atik soal tersebut.

Bobot TBSP terhadap total nilai adalah 70% (0.7), jadi apabila mata pelajaran yang diujikan pada tes bidang studi prediktif sebanyak 7 mata pelajaran, maka setiap mata pelajaran mempunyai bobot sebesar 10% (0,1). 

Sedangkan sisanya sebesar 30% adalah bobot untuk nilai TPA (Tes Potensi Akademik). 

Setelah nilai didapatkan dari hasil lembar jawaban mereka, selanjutnya masing-masing pelajaran dikalikan dengan 0,1. 

Hasil dari penilaian tersebut inilah yang disebut nilai mentah dan dari nilai ini peserta ujian akan didapat dilihat pada ilustrasi berikut:

Perhitungan Sistem Nilai Mentah 

Misalkan ada 3 (tiga) peserta ujian yang memilih Program Studi Akuntansi, yaitu A. B, dan C dengan nilai sebagai berikut:


Peserta TPA Rangking Studi Dasar Rangking Studi IPA Rangking Total
A 100 1 10 3 10 3 120
B 30 2 30 2 30 2 90
C 10 3 50 1 50 1 110


Berdasarkan Sistem Nilai Mentah urutan kelulusan dari total adalah :

  • 1. Peserta A: 120
  • 2. Peserta C: 110
  • 3. Peserta B: 90

Jika kapasitas yang dapat diterima pada program studi Akuntansi pada perguruan tinggi tinggi tertentu adalah 2 orang, maka yang akan lolos adalah peserta A dan peserta C. 

Namun, berdasarkan perhitungan sistem persentil, pada setiap mata pelajaran peserta akan di rangking dan diberi nilai bobot dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = 100 kali (1 – Rangking/Jumlah Peserta)

Dengan menggunakan sistem persentil tersebut, maka setelah peserta di rangking akan dihitung kembali nilai yang diperoleh. 

Berikut di bawah ini penjelasannya:


Pelajaran Peserta
A B C
Rank Nilai Rank Nilai Rank Nilai
TPA 1 100 x (1-1/3) = 67 2 100 x (1-2/3) = 33 3 100 x (1-3/3) = 0
Studi Dasar 3 100 x (1-3/3) = 0 2 100 x (1-2/3) = 33 1 100 x (1-1/3) = 67
Studi IPA 3 100 x (1-3/3) = 0 2 100 x (1-2/3) = 33 1 100 x (1-1/3) = 67
Total Nilai 67 99 134


Berdasarkan sistem persentil urutan kelulusan dari nilai total adalah sebagai berikut:

  • 1. Peserta C : 134
  • 2. Peserta B : 99
  • 3. Peserta A : 67

Jika kapasitas yang dapat diterima pada program studi Akuntansi pada perguruan tinggi tertentu adalah 2 orang, maka yang akan lolos adalah peserta C dan peserta B. 

Nah, dari contoh ilustrasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peserta ujian jangan pernah meremehkan satu mata pelajaran pun. 

Tentu saja ada maksud dari adanya perhitungan dengan menggunakan sistem persentil, yaitu harapannya peserta ujian yang lolos merupakan peserta yang memang mempunyai kemampuan dibidang studi yang diminati di perguruan tinggi dan sesuai dengan kemampuannya.


Dari uraian di atas, ada beberapa taktik dan strategi yang perlu dilakukan oleh peserta ujian SBMPTN, yaitu sebagai berikut:

  • Pahami betul kriteria penilaian dan aturan main SBMPTN.
  • Pelajarilah soal-soal SBMPTN tahun-tahun sebelumnya agar terbiasa dengan bentuk materi soal SBMPTN.
  • Ikutilah beberapa kali tryout jauh sebelum SBMPTN yang diselenggarakan oleh penyelenggara bimbingan belajar yang diikuti agar dapat mengukur kemampuan dan ada kesempatan untuk meningkatkannya.
  • Jawablah pertanyaan mata pelajaran yang diujikan, jangan ada satu mata pelajaran pun yang dikosongkan karena akan masuk pada nilai mati dan dapat dipastikan tidak lolos.
  • Jawablah soal yang yakin dapat dijawab dengan benar, walaupun hanya 1 atau 2 soal sekalipun. Jangan bernafsu menjawab semua soal namun ragu dengan jawaban tersebut.
  • Jawablah soal yang paling mudah terlebih dahulu.
  • Pahami mata pelajaran pendukung program studi pilihan.
  • Carilah informasi daya tampung dan jumlah pendaftar pada program studi tahun sebelumnya sebagai gambaran jumlah pesaing di PTN.
  • Meskipun tidak ada passing grade, namun perlu adanya informasi nilai total TBSP + TPA minimal yang dapat diterima pada program studi.
  • Jika skor beberapa try out tidak mampu melampaui nilai minimal, maka pertimbangkan untuk mengalihkan pilihan program studi atau PTN.
  • Ikutilah SBMPTN dengan tenang.

Demikianlah informasi yang dapat Admin bagikan mengenai Sistem Penilaian SBMPTN dan Strategi Mengatasinya, semoga dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Selamat Belajar Daring.

Posting Komentar untuk "Sistem Penilaian SBMPTN dan Strategi Mengatasinya"