Konsep Belajar Daring, Sebuah Tinjauan Pustaka

Konsep Belajar Daring


Belajar Daring - Dalam sebuah proses pembelajaran tidak dapat lepas kaitan nya dengan proses belajar dan mengajar. 

Karena dalam sebuah proses pembelajaran terdapat aktifitas belajar dan mengajar yang berjalan. 

Proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. 

Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. 

Sedangkan menurut pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan (Slameto, 2015).

Pengertian Belajar Daring

Kata daring adalah singkatan dari gabungan dua kata yaitu kata dalam dan kata jaringan (Isman, 2016), pembelajaran daring adalah sebuah proses pembelajaran yang memanfaatkan koneksi internet pada saat pelaksanaannya. 

Pembelajaran daring juga bisa di artikan sebagai pendidikan formal yang dilaksanakan oleh sekolah/ universitas yang peserta didiknya dan pengajar berada pada lokasi yang berbeda sehingga diperlukan sistem telekomunikatif yang interaktif sebagai media penyambung keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya (N, Bayu, Rani, & S, 2019).

Kata Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan’ atau di dalam istilah internet sering kali kita gunakan kata online yang berarti tersambung dalam jaringan internet. 

Belajar daring artinya adalah belajar yang dilakukan secara online, dengan menggunakan aplikasi pembelajaran mau pun jejaring sosial/ media sosial (medsos). 

Belajar daring merupakan proses belajar tanpa dilakukan dengan tatap muka, hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan memutus rantai penyebaran virus Covid-19. 

Semua materi pembelajaran, penugasan, pengumpulan tugas, presensi, kuis, ujian, dan komunikasi semuanya dilakukan secara online

Pembelajaran daring atau yang lebih dikenal dengan nama online learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan internet atau pun jaringan.

Pembelajaran daring dapat didefinisikan sebagai "pembelajaran yang berlangsung sebagian atau seluruhnya memanfaatkan Internet" (Education, 2010).

Di bawah ini ada beberapa pengertian pembelajaran daring menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Menurut (Jamaluddin, Ratnasih, Gunawan, & Paujiah, 2020), menyatakan bahwa pembelajaran daring merupakan proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital sehingga memiliki tantangan dan peluang tersendiri.
  • Menurut Mulayasa (2013), memberikan argumen pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara virtual yang tersedia. Meskipun demikian, pembelajaran daring harus tetap memperhatikan kompetensi yang akan diajarkan.
  • Menurut (syarifudin, 2020), juga menjelaskan bahwa pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran yang mampu menjadikan siswa mandiri tidak bergantung pada orang lain.
  • Isman (2016), menjelaskan bahwa pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran.
  • Menurut (Bilfaqih & Qomarudin, 2015), berpendapat bahwa pembelajaran daring merupakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan agar mencakup target yang luas.

Dari beberapa penjelasan pengertian pembelajaran daring di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka dan melalui jaringan atau internet yang telah tersedia.

Menurut (syarifudin, 2020), pembelajaran daring untuk saat ini dapat menjadi sebuah solusi pembelajaran jarak jauh ketika terjadi bencana alam atau keadaan seperti social distancing

Kegiatan diaplikasikan nya pembelajaran daring menjadikan kegiatan belajar mengajar dalam konteks tatap muka dihentikan sementara, dan diganti dengan sistem pembelajaran daring melalui apliaksi yang sudah tersedia.

Pembelajaran daring mengedepankan akan interaksi dan pemberian informasi yang mempermudah peserta didik meningkatkan kualitas belajar. 

Selain itu, pembelajaran berbasis daring mempermudah satu sama lain meningkatkan kehidupan nyata dalam proses pembelajaran. 

Oleh karena itu sangat bermanfaat pembelajaran daring untuk kalangan pendidik dan peserta didik.

Sistem pembelajaran melalui daring ini dapat dilakukan menggunakan beberapa aplikasi seperti Google Classroom, Google Meet, Moodle, Edmudo, Zoom, bahkan jejaring sosial seperti WhatsApp.

Suatu kondisi dikatakan daring bila memenuhi syarat antara lain bila berada di bawah kendali suatu system, tersambung pada suatu system saat pengoperasiannya, penggunaannya segera/ real time, dan bersifat pelayanan. 

Proses Belajar Daring memungkinkan para peserta didik dapat belajar kapan pun, di mana pun, tanpa di batasi ruang dan waktu, peserta didik juga memiliki banyak waktu untuk belajar, dan tetap dapat berinteraksi dengan para pengajar nya. 

Proses belajar secara daring juga memiliki banyak tantangan yaitu harus tersedia minimal telepon selular cerdas (smart phone/ android) dengan perangkat komputasi multiguna, dibutuhkan suasana yang mendukung saat proses belajar berlangsung, koneksi internet yang memadai, dan kuota internet, (Ermayulis, 2020).

Proses Belajar Daring, bagaimana pun memang tidak dapat menggantikan pelajaran tatap muka, apalagi pendidikan vokasi lebih banyak melakukan praktik daripada teori.

Namun, tidak lah mungkin para peserta didik akan diliburkan sampai Pandemi Covid-19 berakhir.

Pendidikan harus tetap berjalan sesuai silabus dan kalender pendidikan/ akademik yang telah ditetapkan, kebutuhan para peserta didik akan pendidikan harus tetap terpenuhi karena kita juga tidak pernah mengetahui kapan Covid-19 akan teratasi. 

Dari beberapa materi yang diberikan saat proses belajar daring mungkin tidak akan dapat maksimal tapi akan jauh lebih penting para peserta didik dapat mengerti daripada tidak ada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sama sekali.

Kelebihan Belajar Daring

Menurut (Bilfaqih & Qomarudin, 2015), pada umumnya pembelajaran daring memiliki tujuan memberikan layanan pembelajaran bermutu secara dalam jaringan yang bersifat massif dan terbuka untuk menjangkau target yang lebih banyak dan lebih luas.

Pembelajaran daring untuk saat ini telah menjadi populer karena itu potensi yang dirasakan untuk menyediakan layanan akses konten lebih fleksibel, sehingga memunculkan beberapa keuntungan dalam penerapannya. 

Berikut beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran daring, antara lain sebagai berikut:

Menurut (Bilfaqih & Qomarudin, 2015), kelebihan dari pembelajaran daring adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
  • Memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran.
  • Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.
  • Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama.

Sedangkan menurut (Mutia & Leonard, 2013), juga menyebutkan beberapa kelebihan E-learning/ pembelajaran daring, antara lain sebagai berikut:

  • Mengurangi biaya. 

Dengan menggunakan E-learning, kita menghemat waktu dan uang untuk mencapai suatu tempat pembelajaran. 

Dengan E-learning kita dapat diakses dari berbagai lokasi dan tempat.

  • Fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatan pembelajaran. 

Dengan menggunakan E-learning, pengajar dapat menentukan waktu untuk belajar dimanapun. 

Dan pelajar dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.

  • Standarisasi dan efektivitas pembelajaran. 

E-learning selalu memiliki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar. 

E-learning dirancang agar pelajar/ peserta didik dapat lebih mengerti dengan menggunakan simulasi dan animasi.

Kekurangan Belajar Daring

Di antara beberapa kelebihan dari belajar daring di atas, sebagaimana dikutip Putra (2020), juga mengutarakan kekurangan dari belajar daring itu sendiri antara lain sebagai berikut:

  • Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara peserta didik dengan pengajar atau antara peserta didik dengan peserta didik menjadi minim.
  • Pembelajaran yang dilakukan lebih cenderung ke pelatihan bukan pendidikan.
  • Aspek bisnis atau komersial menjadi lebih berkembang dibandingkan aspek sosial dan akademik.
  • Pengajar dituntut lebih menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) 
  • Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang bermasalah dengan listrik, telepon dan komputer.
  • Sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk mengoperasikan komputer masih kurang.
  • Bahasa komputer dan akurasi informasi oleh sebab itu diperlukan panduan pada saat menjawab pertanyaan komputer yang belum dikuasai.
  • Perasaan terisolasi dapat terjadi pada peserta didik.
  • Terjadinya variasi kualitaan.
  • Kesulitan mengakses grafik, gambar dan video karena peralatan yang dipakai tidak mendukung sehingga menyebabkan peserta didik menjadi frustasi.

Selain kekurangan-kekurangan tersebut, (Kasidi, Satyarini, & Widayati, 2020), juga menyebutkan beberapa kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran daring, yaitu sebagai berikut:

  • Proses pembentukan karakter peserta didik menjadi sangat tidak efektif.
  • Ditinjau dari segi biaya pembelajaran model daring menjadi tidak efisien karena mahasiswa harus mengeluarkan dana tambahan untuk membeli pulsa data lima puluh persen (50%) lebih dibandingkan pada saat pembelajaran dilakukan dengan model tatap muka langsung.
  • Pelajar/ Mahasiswa tidak mendapat pelayanan yang memadai dalam proses belajarnya, baik dari segi sumber daya, sumber dana untuk kegiatan, mau pun fasilitas yang seharusnya disediakan oleh pihak pengelola pembelajaran/ kampus.
  • Terkadang membuat beberapa orang merasa tidak nyaman.


Demikianlah penjelasan mengenai Konsep Belajar Daring, Sebuah Tinjauan Pustaka, semoga dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Selamat Belajar Daring.

1 komentar untuk "Konsep Belajar Daring, Sebuah Tinjauan Pustaka"